Leny Hasanah- Program Yayasan

Ustadz Slamet M.A., CEO LAZ Ruang Amal Indonesia, memberikan pemaparan materi secara keseluruhan dalam Pelatihan dan Sertifikasi Kualifikasi 3 Bidang Pengelolaan Zakat kepada para peserta yang merupakan staf lintasdivisi HSI BERBAGI/ Foto-foto; Subhan, HSI BERBAGI.
“Apakah sudah siap mengikuti pelatihan pagi ini?”
“Siap!”
“Apakah sudah siap besok untuk sertifikasi?”
“Siap!”
“Apakah sudah siap untuk lolos semuanya dalam sertifikasi ini?”
“Siap, siap, siap!”
Sorakan penuh semangat menggema di aula Kantor Back Office HSI BERBAGI Solo, Sabtu pagi, 14 Juni 2025. Kegiatan pelatihan dan sertifikasi Kualifikasi 3 Bidang Pengelolaan Zakat dibuka dengan antusiasme para peserta yang datang dari berbagai wilayah: Surabaya, Bekasi, Depok, Sukabumi, hingga Yogyakarta.
Seruan komando itu dipimpin oleh Mujiman Abu Ibrahim, Ketua Divisi HSI BERBAGI sekaligus Ketua Panitia Pelaksana. Seperti dukungan suporter di stadion, semangat itu mencerminkan kesiapan peserta untuk menjadi amil zakat yang profesional dan bersertifikasi nasional, biidznillah.
Legalitas dan Kompetensi: Dua Pilar Menuju LAZ Nasional
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 14–15 Juni 2025 ini merupakan bagian dari ikhtiar besar HSI BERBAGI untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) sekaligus memenuhi persyaratan legalitas sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) tingkat nasional.
Awalnya terdapat 13 peserta, namun qadarullah dua peserta berhalangan hadir. Sebanyak 11 peserta lainnya tetap mengikuti seluruh rangkaian pelatihan dengan penuh semangat. Mereka mewakili tujuh divisi internal strategis: SDM, Penghimpunan, Distribusi, Keuangan, HR, Markom, dan IT.
“Tujuan pelatihan ini agar mereka memiliki kompetensi sebagai amil zakat yang sah dan memiliki standar. Ini menjadi bagian dari syarat penting menuju pengajuan legalitas LAZ HSI BERBAGI secara nasional,” ujar Mujiman. (baca; https://hsi.berbagi.id/menyiapkan-sdm-handal-bersertifikat-nasional)
Materi Komprehensif dan Sertifikasi Resmi BNSP

Pelatihan hari pertama dipimpin langsung oleh Ustadz Slamet, M.A., CEO LAZ Ruang Amal Indonesia—lembaga yang telah bersertifikasi BNSP dan berbasis di Tangerang, Banten. Materi yang diberikan mencakup:
- Regulasi zakat nasional
- Fikih zakat sesuai syariat Islam
- Strategi penghimpunan dan sosialisasi zakat
- Manajemen penerimaan dan pendistribusian dana zakat
- Pelayanan kepada muzaki dan mustahik
- Penanganan keluhan dan survei kelayakan mustahik
- Pengelolaan transaksi dan pelaporan keuangan
Sementara, di hari kedua diisi dengan uji kompetensi penuh, yang dipimpin langsung oleh Ustadz Nurhasan, M.A, asesor resmi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Ujian berlangsung dari pukul 08.00–16.00 WIB, dan alhamdulillah atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala, seluruh peserta dinyatakan kompeten dan layak menerima sertifikasi nasional.
Performa Lembaga Terletak pada SDM dan Konsistensi
Dalam sesi wawancara, Ustadz Nurhasan menekankan bahwa performa LAZ sangat ditentukan oleh kualitas SDM, komitmen bersama, dan konsistensi amil zakat.
“Sebagus apapun sistemnya, kalau tidak konsisten, tidak akan berjalan. Lembaga itu ibarat rumah: jika salah satu tiangnya lemah, maka tidak akan kokoh,” tegasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antarlembaga, terutama bagi lembaga yang baru berkembang. Membangun brand awareness, kepercayaan stakeholder, serta kemitraan dengan pemerintah harus dilakukan sejak awal.
“PR besar kita adalah kompetensi. Tidak semua amil punya bekal yang sama. Amil digital harus paham konten dan teknologi. Maka pengembangan SDM wajib dilakukan secara berkala, minimal setiap 3–6 bulan,” jelas Ustadz Nurhasan meyakinkan.
Nilai-nilai ikhlas, amanah, dan kebersamaan juga menjadi fondasi yang tak tergantikan. “Dengan kepercayaan masyarakat yang terus tumbuh, pengumpulan zakat akan meningkat setiap tahun,” ia menambahkan.
Ilmu, Amanah, dan Kesiapan Mengabdi

Seluruh peserta mengikuti rangkaian pelatihan dan uji sertifikasi BNSP dengan penuh konsentrasi, berharap ilmu yang diperoleh menjadi bekal yang memberi manfaat.
Subhan Hardi, salah satu peserta, mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya kepada Yayasan HSI BERBAGI, khususnya kepada Ketua Yayasan Ustadz Heru Nur Ihsan yang telah memberikan kepercayaan untuk mengikuti pelatihan ini.
“Saya mendapat ilmu yang bermanfaat tentang bagaimana mengelola zakat sesuai aturan syariat dan undang-undang yang berlaku. Mulai dari memahami peran muzaki, mustahik hingga distribusi yang adil dan amanah.”
Sebagai seorang penuntut ilmu, ia menambahkan bahwa pelatihan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan besar HSI BERBAGI menuju lembaga pengelola zakat yang mendapatkan kepercayaan dan berdampak nyata bagi masyarakat. “Upgrade skill dan pengembangan diri sangat penting, agar kita bisa adaptif di tengah perubahan teknologi, sosial, dan ekonomi masyarakat,” tandas Subhan.
Gaya Saripudin dari Divisi Fundraising juga menyampaikan hal serupa. “Materi pelatihan sangat aplikatif. Kami dibekali empat cluster utama: cara menghitung zakat yang benar, strategi penghimpunan, distribusi tepat sasaran, serta pelaporan keuangan yang transparan. Ini adalah modal penting untuk meningkatkan kontribusi bagi umat,” ujar Gaya meyakinkan.
Menambah Deretan Amil Zakat Bersertifikasi Nasional

Alhamdulillah, atas izin Allah Azza wa Jalla 11 peserta yang mengikuti Sertifikasi Amil Zakat Skema 3 dinyatakan kompeten.
Lulusnya 11 peserta ini menambah daftar amil bersertifikat di bawah naungan HSI BERBAGI. Sebelumnya, pada 5–7 Februari 2025, dua pengurus— Qodri Abu Hamzah (Pengawas Program) dan Mujiman Abu Ibrahim—telah dinyatakan lulus dalam Sertifikasi Amil Zakat oleh LSP BEKSYA dan BNSP.
Selanjutnya, pada 14–17 April 2025, tiga personel lainnya— Aryo Abu Khonsa, Abdul Aziz, dan Angga Pratama—juga dinyatakan lulus dalam Pelatihan Kualifikasi 5 Tata Kelola Zakat, yang difasilitasi Pokja LAZ Jawa Barat di Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat. (baca juga; https://hsi.berbagi.id/berikan-kepercayaan-hsi-berbagi-menuju-laz-nasional)
“Kami dituntut multitasking dan berpikir strategis, tidak hanya menguasai teori, tapi juga eksekusi lapangan,” jelas Aryo yang juga Wakil Ketua Divisi HSI BERBAGI.
Menurutnya, menjadi amil zakat kompeten harus sesuai syariat dan regulasi negara. Bukan sekadar profesi tahunan sebagai pengumpul zakat fitrah, maal (harta), infaq, dan sedekah. “Mendahulukan ilmu baru amal. Harus diutamakan oleh seorang amil,” ungkap Aryo.
Menuju LAZ Tepercaya dan Profesional
Pelatihan sertifikasi menjadi momentum kebersamaan tim internal HSI BERBAGI yang sebelumnya banyak bekerja dan interaksi secara daring. Pertemuan tatap muka, tentunya menjadi berkah untuk memperkuat koneksi antardivisi dan membangun sinergi lintas wilayah.
“HSI BERBAGI terus berikhtiar meningkatkan skill SDM melalui pelatihan rutin. Tujuannya agar lembaga ini tumbuh sebagai LAZ nasional yang menyejahterakan mustahik dan memperluas dakwah,” jelas Mujiman.
Dirinya berharap, sertifikasi yang diperoleh menjadi dokumen penting dan bernilai strategis dalam pengajuan legalitas LAZ Nasional.
“Kami ingin pengelolaan zakat tidak hanya tepat sasaran, tetapi terus bertumbuh, memenuhi standar hukum, syariat, dan etika. Ini bentuk tanggung jawab kami kepada umat,” tegas Mujiman meyakinkan.
Semoga seluruh ikhtiar yang telah ditempuh seluruh pengurus di HSI BERBAGI mendapat ridha Allah Ta’ala dan menjadi jalan lahirnya peradaban zakat yang lebih adil, profesional, dan membawa berkah.(sbn)