Leny Hasanah- Tanggap Bencana

Tim HSI BERBAGI salurkan logistik ke wilayah terisolir Tanjung Gelumpang, Aceh Tamiang menggunakan perahu kecil, menempuh perjalanan yang hanya bisa dilalui lewat jalur sungai selama 3 jam. Foto-Foto; Dok HSI BERBAGI.
Aceh, hsi.berbagi.id– Perjalanan menuju Tanjung Gelumpang, Sekerak, bukanlah perjalanan biasa. Wilayah kecil di Aceh Tamiang ini terisolir dan porak poranda pascabencana banjir bandang dan longsor yang menerjang sebagian besar wilayah di Provinsi Aceh.
Satu-satunya akses untuk mencapainya hanyalah melalui jalur Sungai dengan menggunakan perahu kecil, dengan waktu tempuh sekitar tiga jam. Namun, dengan segala keterbatasan itu tidak menghentikan langkah kebaikan yang ditempuh. Alhamdulillah, atas izin Allah, tim Tanggap Bencaha (TB) HSI BERBAGI yang terdiri dari; Qodri Abu Hamzah, Sopian Awaludin, Muhammad Sudiatmo, dan Asprie Suseno- berhasil menembus wilayah terisolir itu untuk menyalurkan bantuan kepada warga terdampak.
Lewat semangat dan perjalanan yang cukup berat, setidaknya 220 keluarga di Tanjung Gelumpang menerima paket sembako dan kebutuhan pokok yang selama ini mereka nantikan. Selain itu, HSI BERBAGI juga menyalurkan uang tunai sebesar 10 juta kepada 100 penerima manfaat.
Komandan Lapangan TB HSI BERBAGI, Sopian Awaludin menjelaskan, bantuan yang disalurkan merupakan hasil asesmen langsung yang dilakukan beberapa hari sebelumnya bersama tim HSI BERBAGI dan lembaga kemanusiaan lainnya. Hasil asesmen menunjukkan bahwa, bantuan yang masuk ke wilayah ini masih sangat terbatas, sementara kebutuhan warga begitu mendesak.

Dengan semua keterbatasan yang dihadapi, tidak menyurutkan niat para relewan menetapkan langkah dalam jalan kebaikan yang ditempuh.
“Kami berkoordinasi dengan tokoh setempat untuk mengumpulkan warga terdampak di Gelumpang. Bantuan ini diperuntukkan bagi para korban banjir bandang,” kata Sopian kepada hsi.berbagi.id di Aceh, Sabtu (13/12/2025).
Sopian menuturkan, kondisi warga di Tanjung Gelumpang sungguh mengkhawatirkan. Hampir seluruh rumah dan fasilitas umum rusak berat terdampak banjir. Jejak kehancuran terlihat di mana-mana, menyisakan kepedihan bagi warga yang kini berjuang untuk kembali bangkit. (baca berita sebelumnya; https://hsi.berbagi.id/laporan-dari-aceh-tidak-ada-listrik-jalur-terputus-warga-bertahan-di-tenda-seadanya)
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga memasak menggunakan kayu bakar secara ala kadarnya. Dalam menyambung hidup, mereka pun hanya mengandalkan bantuan yang masuk serta berupaya memperbaiki tempat tinggal dengan bahan seadanya.
Salah seorang warga Tanjung Gelumpang, Datuk Hasan, berulang kali mengucapkan terima kasih kepada tim Tanggap Bencana HSI BERBAGI yang datang menjenguk mereka.
”Murah rezeki, sehat selalu. Sampai kita berjumpa lagi di kemudian hari. Terima kasih banyak, ya, Pak,” ujarnya sambil senyum kepada salah satu relawan HSI BERBAGI.
Menyisir, Tembus Desa Sulum


Kondisi terkini Aceh Tamiang, tepatnya di Desa Sulum saat tim HSI BERBAGI melakukan asesmen kerusakan jelas terlihat.
Selain Tanjung Gelumpang, tim juga menembus Desa Sulum, Kecamatan Sekerak yang terisolir dan hanya dapat diakses melalui jalur sungai. Di sana, HSI BERBAGI menyalurkan bantuan genset, telur ayam, kurma, dan susu untuk warga setempat.
Sebelumnya, pada Kamis, 11 Desember 2025, tim TB HSI BERBAGI juga melakukan asesmen ke sejumlah wilayah terisolir lainnya di Aceh Tamiang, seperti Desa Sekumur dan Desa Tanjung Gelumpang di Kecamatan Sekerak, Desa Lintang Bawah di Kecamatan Karang Baru, serta Desa Landu di Kecamatan Rantau. Khusus di Desa Tanjung Gelumpang, akses hanya memungkinkan melalui jalur sungai.
Selain mendistribusikan bantuan 150 paket sembako ke Desa Landu dan Lintang Bawah, tim HSI BERBAGI juga menyalurkan 60 terpal dan 60 kelambu di Desa Sekumur, karena kedua kebutuhan itu sangat mendesak bagi warga penyintas.
Proses distribusi bukan tanpa tantangan. Akses sungai mengharuskan tim berkoordinasi terlebih dahulu dengan pemilik perahu. Sementara itu, jalur darat antar desa masih tertutup longsor dan lumpur tebal. Listrik dan sinyal komunikasi pun belum pulih di desa-desa terpencil.
Mari, Bantu Saudara Kita

Tiba di pinggir sungai, perjalanan menyalurkan logistik harus menempuh jarak 4-5 kilometer, sehingga alat bantu menggunakan motor membawa seluruh perbekalan.

HSI BERBAGI hadir, memberi semangat saudara di Aceh untuk kembali bangkit dan menatap hidup ke depan.
Hingga 13 Desember 2025, berdasarkan Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat Tahun 2025, jumlah korban meninggal dunia mencapai 1.006 jiwa, dengan ratusan jiwa masih dinyatakan hilang dan korban luka-luka mencapai 5,4 ribu jiwa.
Di Provinsi Aceh sendiri, jumlah korban meninggal tercatat 411 orang, mencakup Aceh Utara 159 orang, Aceh Tamiang 60 orang, Aceh Timur 52 orang, Bener Meriah 30 orang, Bireuen 29 orang, Pidie Jaya 29 orang, Aceh Tengah 24 orang, Aceh Tenggara 13 orang, Gayo Lues 6 orang, Kota Langsa 5 orang, dan Lhoksuemawe 4 orang.
Di balik angka-angka itu, ada kisah, air mata, dan harapan yang masih dijaga. Mari bantu saudara-saudara kita yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Aceh.
Donasikan harta terbaik Anda melalui:
LAZNAS HSI BERBAGI – TANGGAP BENCANA
Bank Syariah Indonesia (BSI)
No Rek 8550000057
a.n HSI BERBAGI
Konfirmasi transfer: 0821-1212-1247
Cantumkan kode unik 200 contoh: 1.000.200. Donasi tanpa kode unik/konfirmasi akan dicatat sebagai dana umum berbagi kebaikan HSI BERBAGI.
Ini bukan hanya tentang angka, tetapi tentang empati dan kebaikan hati yang insyaallah akan berbuah pahala dan pemberat timbangan kelak.
Rasulullah ﷺ bersabda:
”Barang siapa yang menghilangkan satu kesusahan dari seorang muslim, diantara kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghilangkan darinya satu kesusahan diantara kesusahan-kesusahan akhirat.” HR. Bukhari, no. 2442 dan Muslim, no. 2580. (sbn)
Komentar (0)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!
Tinggalkan Komentar