Aksi Nyata HSI BERBAGI Bersama KKN Mahasiswa STDIIS di Wilayah Minoritas

By: hardi

Leny Hasanah- Daksos

Dalam giat KKN yang dilakukan, mahasiswa STDIIS Jember tak hanya memberikan bantuan lewat dana zakat yang disalurkan, mereka juga membuka jalan dakwah dan menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakat muslim pedalaman yang terbilang minoritas. Foto-foto; Dok HSI BERBAGI.

Mentawai, Mamuju, hsi.berbagi.id– Sudah lebih dari sepekan mahasiswa STDI Imam Syafi’i Jember menjalani program KKN (Kuliah Kerja Nyata) di beberapa wilayah pelosok Indonesia. Dua di antaranya adalah Desa Madobag, Kecamatan Siberut Selatan, Mentawai, Sumatra Barat dan Dusun Taparia, Desa Tampalang, Mamuju, Sulawesi Barat.

Di dua lokasi daerah pedalaman ini, mahasiswa tidak hanya menjalankan misi dakwah, tapi juga aksi sosial yang nyata—didukung penuh oleh HSI BERBAGI melalui penyaluran dana zakat serta bantuan logistik yang langsung diterima warga setempat.

Di Desa Madobag, Mentawai Yusrial Rahman, Ketua TIM 12 Mentawai KKN STDI Imam Syafi’i Jember menjelaskan, medan menuju lokasi sangat menantang dan menguras energi. Karena membutuhkan waktu yang cukup panjang, menempuh jalur darat dan laut menuju lokasi KKN yang menjadi giat daksos mereka.   

“Kami berangkat dari Padang naik kapal Mentawai Fast sekitar pukul 07.00 WIB dan baru tiba di Mentawai sekitar pukul 15.00 WIB. Perjalanan darat dari pelabuhan ke desa butuh dua setengah jam, dengan jalanan rusak berat, apalagi kalau habis hujan,” ujarnya kepada hsi.berbagi.id di Mentawai, Jumat (31/7/2025).

Meski muslim di Madobag hanya sekitar 19% dari total penduduk, sambutan masyarakat sangat hangat saat tim KKN tiba. “Mereka ramah dan terbuka, walau mayoritas memegang ajaran Katolik dengan kuat. Namun, semangat belajar agama dari para mualaf luar biasa, mereka bahkan lebih bersemangat dibanding kita yang belajar di kota,” tambah Yusrial.

Selama 13 hari berada di Mentawai, mahasiswa KKN di lokasi tersebut telah mengajarkan syariat dasar, mengelola TPQ, mengisi kekosongan guru agama di sekolah, hingga pelatihan komputer dasar untuk anak-anak.

“Kami juga sudah menyalurkan tahap awal bantuan Iqra dan Al-Qur’an dari HSI BERBAGI di Masjid Al-Ikhwah. Sisanya akan dibagikan ke dua masjid lain di Dusun Ugay dan Rokdog. Total 100 mushaf dan 100 Iqra akan kami salurkan,” jelasnya.

Yusrial juga menyampaikan rencana membagikan dana zakat yang diterima dari HSI BERBAGI sebesar Rp30 juta di akhir kegiatan belajar-mengajar. Ia berharap, melalui KKN ini masyarakat mendapatkan manfaat spiritual dan sosial secara langsung.

“Kami juga sedang membuka program pengumpulan 150 paket sembako untuk 150 KK muslim. Semoga ada muhsinin yang ingin berpartisipasi.”

Menutup ceritanya, Yusrial menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada para donatur yang telah membantu dan mendukung kegiatan KKN ini melalui HSI BERBAGI.

“Kami mengucapkan jazaakumullahu khairan wa barakallahu fiikum atas kerjasama dari tim HSI BERBAGI dan juga kebaikan para muhsinin yang sudah menitipkan zakat di sini. Bantuan itu benar-benar membuka jalan dakwah dan menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakat muslim di pedalaman. Semoga Allah membalas dengan pahala yang berlipat,” ungkap Yusrial dengan doanya.

Salurkan Mushaf, Sumur Bor, Hingga Pasar Murah di Taparia

Wajah gembira para santri di LKSA Ansharussunnah di Dusun Taparia, Mamuju, Sulewesi Barat saat menerima bantuan wakaf mushaf yang disalurkan HSI BERBAGI.

Sementara itu di Taparia, Mamuju, Ammar Syaifuddin, Ketua Tim Kelompok 11, mengatakan bahwa kegiatan KKN sudah berjalan 11 hari dengan progres yang sangat positif dan memberi manfaat.

“Alhamdulillah beberapa mushaf sudah kami bagikan ke TPQ. Sisanya masih dalam proses distribusi ke TPQ lain dan santri LKSA Ansharussunnah,” jelas Ammar.

Kegiatan di Taparia meliputi pengiriman khatib Jumat, pasar murah, revitalisasi TPQ, sosialisasi pendidikan karakter, hingga proyek sumur bor dan menara tandon hasil kolaborasi dengan yayasan Minhajussunnah Surabaya.

“Dana zakat dari HSI BERBAGI juga akan kami salurkan untuk beasiswa santri dan santunan mustahiq di sembilan dusun. Target awalnya lima mustahiq per dusun,” terangnya menjelaskan.

Meski akses antar dusun cukup jauh dan harga kebutuhan pokok relatif tinggi dibandingkan pulau Jawa, semangat masyarakat dalam menyambut kegiatan mahasiswa sangat terasa.

“Anak-anak sangat antusias ikut TPQ. Sebelumnya banyak tempat mengaji yang tidak aktif, sekarang alhamdulillah berjalan lagi,” ungkap Ammar.

Dukungan dari HSI BERBAGI ini merupakan bentuk sinergi antara dakwah dan aksi sosial berbasis zakat yang terencana. Total delapan lokasi KKN tahun ini adalah bagian dari wilayah binaan dakwah HSI BERBAGI: Mentawai, Empat Lawang, Mamuju, Pacitan, Wonogiri, Lebak Banten, dan dua titik lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Setiap kelompok menerima dana zakat sebesar Rp30 juta, bantuan 50% biaya transportasi pulang-pergi mahasiswa, serta full transport untuk dosen pembimbing lapangan. Selain itu, HSI BERBAGI juga menyalurkan Al-Qur’an dan Iqra ke tujuh lokasi serta pakaian layak pakai untuk beberapa daerah.

Ketua Divisi HSI BERBAGI, Mujiman Abu Ibrahim, menyatakan bahwa kegiatan KKN ini adalah langkah awal penetrasi dakwah berkelanjutan, yang ke depannya akan dilanjutkan oleh dai-dai dalam Program Kafilah Dakwah.

“Semoga ini bukan akhir, tapi awal dari dakwah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat dan didukung semangat gotong royong umat,” ujarnya bersemangat.

Semoga program KKN ini menjadi amal jariyah bagi semua pihak yang terlibat, menjadi pembuka jalan dakwah dan kebaikan yang terus mengalir, serta berkelanjutan di masa mendatang.(sbn)

Komentar (0)

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *