Leny Hasanah- Tanggap Bencana

Foto-foto; Dok HSI BERBAGI.
Lumajang, hsi.berbagi.id- Kondisi terkini pascaerupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, terus dipantau oleh Tim Tanggap Bencana (TB) HSI BERBAGI yang telah berada di lokasi sejak Ahad (23/11/2025).
Tim HSI BERBAGI langsung bergerak membantu para penyintas, khususnya dalam penyediaan makanan siap konsumsi melalui dapur umum dan pembersihan rumah warga terdampak erupsi.
Sejumlah penyintas yang rumahnya masih utuh mulai membersihkan material vulkanik yang terbawa dari gunung. Sementara itu, warga dengan rumah rusak sebagian berusaha menyelamatkan perlengkapan rumah yang masih bisa digunakan dengan memindahkannya ke rumah kerabat atau pun ke hunian tetap (huntap) relokasi tahun 2022.
“Bagi yang rumahnya hancur total, mereka masih bertahan di pengungsian dan sebagian mengungsi ke rumah saudara mereka yang aman. Total 120 rumah tercatat hancur di Dusun Kamar A dan Dusun Sumbersari, Desa Supiturang,” terang Dovit Agususilo, Komandan Lapangan yang bertugas di lokasi bencana Semeru kepada hsi.berbagi.id, di Lumajang.

Relawan Tanggap Bencana HSI BERBAGI Dovit Agususilo di lokasi bencana erupsi Semeru support dapur umum dan distribusi makanan siap saji ke warga penyintas.
Dovit sendiri berangkat dari Banyuwangi selepas tengah malam dan langsung terjun ke dapur umum dan distribusi makanan setibanya di lokasi. Ia juga melakukan pemantauan lapangan yang cukup menantang karena kondisi cuaca berubah dengan cepat. Sehingga dibutuhkan ketepatan dan selalu berhati-hati dalam melakukan gerak giat.
“Kalau menjelang siang sudah turun hujan, semua relawan harus keluar dari lokasi bencana karena banjir pasti datang,” ujarnya.
Dari data lapangan, kerusakan parah terjadi karena tanggul penahan lahar di bagian atas jebol, menyebabkan aliran material menerjang Dusun Kamar A dan Dusun Sumbersari di Desa Supiturang. Pemerintah kini fokus pada perbaikan tanggul dan pembukaan akses jalan yang tertimbun pasir serta batu besar.

Dusun Kamar A sendiri sejatinya telah masuk zona merah sejak tahun 2022 sehingga harus dikosongkan. Warga telah mendapatkan jatah hunian tetap di Sumber Mujur, namun banyak kembali karena sumber mata pencaharian berada di kampung lama yang ditinggalkan.
Sementara itu, Dusun Sumbersari, yang sebelumnya zona kuning dan sebagian hijau, kini juga masuk zona merah. Karena mereka tidak memiliki jatah huntap, warga penyintas dengan rumah hancur masih menunggu arahan pemerintah sambil bertahan di pengungsian atau rumah kerabat yang dapat mereka tumpangi.
Siapkan 200 Porsi Makanan Setiap Hari

Tim juga membantu warga terdampak melakukan pembersihan dan evakuasi peralatan rumah yang masih bisa diselamatkan.
Di tengah kondisi ini tanggap darurat, HSI BERBAGI menurunkan dua personel utama, Dovit Agususilo dan M. Zainul. Menurut Koordinator Tim Tanggap Bencana HSI BERBAGI, Qodri Abu Hamzah, fokus kegiatan tim relawan HSI BERBAGI saat ini adalah mendukung dapur umum dan pembersihan rumah warga yang terdampak.
“Dari hasil asesmen tim lapangan, warga membutuhkan makanan jadi dan distribusinya. Rencana awal kami memang untuk men-support dapur umum, dan ke depannya kemungkinan kami akan bantu warga dalam land clearing,” jelas Qodri kepada hsi.berbagi.id di Solo, Senin (24/11/2025).
Saat ini dapur umum menyediakan 200 porsi makanan siap saji per hari, memberikan manfaat kepada sekitar 170 jiwa, dengan dukungan dana mencapai Rp18 juta. HSI BERBAGI memilih mendukung dapur umum yang sudah berjalan untuk menjadikan giat efektif dan menghemat SDM di lokasi. Adapun relawan dan warga setempat gotong royong membantu distribusi dan pembersihan material.
Tim HSI BERBAGI dijadwalkan bertugas selama satu pekan, tetapi durasi dapat diperpanjang melihat kondisi yang dihadapi. Qodri menambahkan, bahwa HSI BERBAGI selalu hadir dan konsisten membantu dalam giat bencana, karena menjadi amanah program dan dukungan muhsinin.

Kondisi terkini di lokasi bencana.
“Program tanggap bencana fokus pada pascabencana. Alhamdulillah, dana titipan muhsinin untuk Semeru masih ada dan menjadi amanah untuk terus mendukung kegiatan di sini. Bahkan, kalau dana itu habis sekali pun, HSI BERBAGI insyaallah, tetap akan konsen membantu masyarakat yang membutuhkan,” tegasnya.
Qodri juga menyampaikan pesan khusus bagi para penyintas Semeru supaya tetap mengikuti arahan pemerintah dan regu penyelamat.
“Sahabatku di Semeru, tetap kuat, sabar, dan selamat. Keselamatan adalah amanah. Taatilah arahan pemerintah dan regu penyelamat, karena itu bagian dari ikhtiar untuk tetap selamat dan bisa kembali menata hidup. Semoga Allah menjaga kalian dengan penjagaan terbaik-Nya,” tandasnya.
Catatan BNPB

Saat ini tim tanggap bencana HSI BERBAGI siaga dan terus memantau perkembangan, sembari membantu warga dengan beberapa lembaga, relawan dan potensi lokal.
Sementara itu, menurut laporan BNPB yang dikutip dari detik.com, tiga orang mengalami luka berat akibat erupsi Semeru pada 19 November 2025. BNPB juga mencatat kerusakan lahan pertanian seluas 204,63 hektare, 21 rumah rusak berat, serta kerusakan pada satu fasilitas pendidikan, satu fasilitas kesehatan, dan satu unit gardu PLN.
Tiga desa tercatat sebagai wilayah paling terdampak material vulkanik, yaitu Desa Supiturang dan Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.
Badan Geologi ESDM juga melaporkan tinggi kolom letusan mencapai 2.000 meter dengan awan panas yang meluncur hingga tujuh kilometer ke arah utara dan barat laut. Data tersebut menjadi dasar penetapan Status Tanggap Darurat hingga 26 November 2025 oleh Pemkab Lumajang.(sbn)
Komentar (0)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!
Tinggalkan Komentar