Sakit Maag dan Puasa Ramadhan

By: hardi

dr. Avie Andriyani

Ilustrasi, sakit Maag/ Ist

Ketika seseorang menghadapi kondisi sakit, haruskah dirinya terhalang untuk menjalankan ibadah puasa? Dalam syariat Islam, memang dijelaskan ada keringanan bagi seorang muslim yang sakit untuk tidak berpuasa. Namun, sesungguhnya, ada juga kondisi sakit yang tetap aman untuk berpuasa.

Lantas, bagaimana dengan penyakit maag atau gangguan pada lambung? Bukankah inti dari ibadah puasa adalah menahan dari makan dan minum. Sementara, penderita penyakit maag harus sangat memperhatikan pola dan jadwal makannya? Bahkan, jika terlambat makan menjadi pemicu kambuhnya gejala sakit maag yang paling sering ditemui.

Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas strategi apa saja yang bisa diterapkan oleh penderita sakit maag supaya tetap aman saat menjalankan ibadah puasa.

Mengenal Penyakit Maag

Penyakit maag atau Gastritis merupakan penyakit yang mengenai organ lambung yang ditandai dengan adanya peradangan. Gastritis digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu organik dan fungsional. Dikatakan organik bila pada endoskopi, yaitu pemeriksaan lambung dengan memasukkan alat yang dilengkapi kamera, ditemukan kelainan di kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari. Dikatakan “fungsional” jika pada endoskopi tidak ditemukan kelainan.

Secara umum, gejala yang sering dikeluhkan ketika sakit maag sangat bervariasi, seperti rasa tidak nyaman di ulu hati, mual, muntah, kembung, rasa panas di ulu hati, sering bersendawa, sering kentut, cepat kenyang, dan mulut terasa asam atau pahit. Serangan dapat datang tiba-tiba dan biasanya kambuh-kambuhan. Durasi sakitnya juga tidak menentu, terkadang setiap hari, terkadang hanya sebentar dan hilang timbul.

Sakit maag bisa dipicu oleh banyak faktor, bisa karena infeksi bakteri (H.pylori), adanya perlukaan dinding lambung, produksi asam berlebihan, atau konsumsi obat-obatan tertentu yang mengiritasi lambung (aspirin, ibuprofen, dan lain-lain). Kondisi ini juga diperparah dengan kebiasaan terlambat makan, konsumsi makanan ekstrem pedas dan asam, serta faktor stres.

Apa Perbedaan Gastritis dan GERD?

Meski sama-sama gangguan lambung, GERD atau Gastro Esophageal Reflux Disease biasanya memiliki gejala lebih parah dari Gastritis. Pada GERD, asam dari lambung naik ke kerongkongan (esofagus) sehingga menimbulkan sensasi seperti terbakar (heart burn), sulit menelan, sensasi tersumbat pada kerongkongan, sensasi tertekan di bagian dada, hingga sesak nafas.

Gejala GERD terkadang menyerupai gejala serangan jantung, sehingga memerlukan pemeriksaan yang teliti supaya penanganannya tepat. Gejala khas GERD yaitu heart burn terjadi karena sfingter esofagi (cincin pada kerongkongan) melemah sehingga asam dari lambung yang seharusnya bisa ditahan untuk diturunkan lagi ke bawah, justru tetap naik sehingga mengiritasi dan memicu rasa terbakar pada dada.

Bolehkah Penderita Sakit Maag Berpuasa?

Puasa pada gangguan lambung jenis yang “fungsional” dapat meringankan bahkan menyembuhkan penyakit maag yang diderita. Memang pada hari-hari awal puasa terasa tidak nyaman. Seiring dengan berjalannya waktu, pola makan yang cukup dan teratur justru membuat kondisi kesehatan penderita maag fungsional semakin membaik, biidznillah (dengan seizin Allah).

Sedangkan penderita gangguan lambung jenis organik harus lebih berhati-hati. Jika ingin berpuasa, hendaknya berkonsultasi pada dokter, dan selalu tersedia obat yang direkomendasikan dokter. Selain itu, harus dilihat dulu penyebabnya. Bila ada polip atau tumor, ulkus (luka), perdarahan, atau nyeri hebat maka tidak diperbolehkan puasa. Selain itu, frekuensi kekambuhan juga menjadi pertimbangan.

Kondisi sakit maag yang sering kambuh dan berat disarankan untuk tidak berpuasa. Maka sebaiknya penderita sakit maag mencoba dulu berpuasa selama beberapa hari untuk melihat apakah sakit lambungnya kambuh atau tidak.

Puasa dan Kesehatan Lambung

Secara umum, puasa bermanfaat untuk kesehatan, bahkan bisa menjadi terapi bagi orang-orang yang memiliki masalah pada lambungnya. Puasa bisa meredakan gejala GERD karena mengurangi gerakan atau motilitas usus dan mengistirahatkan kerja lambung. Manfaat puasa dalam meredakan gejala naiknya asam lambung pada kasus GERD telah dibuktikan dan hasilnya dipublikasikan dalam Jurnal Acta Medica Indonesiana yang dipublikasikan pada tahun 2016. Selain itu, puasa juga bisa mengontrol pengeluaran asam lambung yang berlebihan.

Ketika berpuasa, jadwal makan justru akan teratur. Kondisi mental orang yang berpuasa juga biasanya lebih stabil karena harus bisa mengendalikan dirinya, selama bulan Ramadhan. Kondisi mental yang baik dan minim stres bisa mencegah produksi asam lambung yang berlebihan dan menekan potensi kekambuhan pada penderita gangguan lambung.

Tips Lancar Berpuasa

Faktanya, tidak ada larangan berpuasa yang mutlak bagi seorang penderita sakit maag. Bahkan, jika puasa dilaksanakan dengan mengikuti rambu-rambu yang benar justru akan mendatangkan manfaat kesehatan.

Berikut ini beberapa tips agar penderita sakit maag bisa tetap berpuasa Ramadhan :

  • Sangat dianjurkan untuk makan sahur karena bermanfaat sebagai persiapan puasa.
  • Dianjurkan segera berbuka dan tidak menunda makan dan minum.
  • Jangan makan dalam porsi besar sekaligus.
  • Mengunyah makanan dengan perlahan
  • Kurangi makanan berlemak dan makanan yang merangsang seperti terlalu asam atau pedas.
  • Batasi konsumsi makanan yang banyak mengandung gas seperti buncis, kubis, sawi putih, bawang, dan telur.
  • Hindari minuman bersoda, kopi, dan alkohol.
  • Makan makanan ekstra dengan porsi kecil setelah shalat tarawih
  • Hindari langsung tidur setelah makan, usahakan tidur minimal setelah 2 jam dari waktu makan terakhir.
  • Kelola stres dengan baik untuk meminimalkan lonjakan produksi asam lambung

Sebagai umat muslim, kita tentu ingin maksimal dalam beribadah di bulan Ramadhan. Namun demikian, jika kita memang ditakdirkan memiliki masalah pada kesehatan lambung, maka sebaiknya lebih berhati-hati dan tidak memaksakan diri.

Meski relatif aman, tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melaksanakan puasa karena kondisi keparahan sakit maag pada setiap orang berbeda-beda. Selalu menyediakan obat-obatan dan jika sakit maag kambuh sebaiknya segera berbuka dan meminum obat yang dianjurkan oleh dokter. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1446 Hijriyah. Semoga bermanfaat.(sbn)

Referensi :

https://ayosehat.kemkes.go.id/3-manfaat-puasa-ramadhan-untuk-kesehatan-lambung

https://www.actamedindones.org

Mardhiyah, et all. The Effects of Ramadhan Fasting on Clinical Symptoms in Patients with Gastroesophageal Reflux Disease, Acta Medica Indonesiana Vol 48 nomor 3, tahun 2016.