Leny Hasanah- Mutiara Sunnah
Ustadz Dr. Abdullah Roy, MA, hafizhahullahu ta’ala / Foto; Dok HSIB
Pandeglang, berbagi.hsi.id– Lebih dari 100 pegiat dakwah yang tergabung dalam komunitas HSI BERBAGI mengikuti kajian bertajuk “Nasehat Emas untuk Pejuang Kebaikan” yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A, hafizhahullahu ta’ala, pada Rabu, 9 Oktober 2024. Kajian ini dilakukan melalui platform Zoom Meeting selama 75 menit, mulai pukul 20.00 hingga 21.15 WIB, dipandu oleh host Zubair Abu Khaula.
Dalam untaian nasehatnya, Ustadz Abdullah Roy mengingatkan kembali kepada para peserta akan tujuan utama keberadaan manusia di dunia, yaitu untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mengutip firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56), ditegaskan bahwa setiap amal perbuatan akan dihisab oleh Allah kelak setelah ajal menjemput.
Oleh sebab itu, seorang muslim harus senantiasa bermuhasabah atau introspeksi diri untuk memastikan bahwa amalan yang dilakukan di dunia ini bernilai ibadah dan diterima oleh Sang Pencipta.
Ustadz Abdullah Roy, yang juga Pembina Yayasan HSI AbdullahRoy ini menjelaskan, ibadah memiliki makna yang sangat luas. Ibadah tidak hanya terbatas pada shalat, puasa, infaq, zakat, atau haji, tetapi juga mencakup segala bentuk kebaikan yang diridhai oleh Allah. Salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan adalah membantu sesama, terutama mereka yang membutuhkan pertolongan.
Dalam hal ini, Ustadz AbdullahRoy menekankan pentingnya tolong-menolong dalam Islam, dengan mengutip hadits Rasulullah ﷺ: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
“Betapa banyak firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hadits Nabi sebagai upaya mendorong para hamba untuk menolong saudaranya. Balasan dari Allah sangat luar biasa,” jelas Ustadz meyakinkan.
Ustadz Abdullah Roy kemudian membicarakan tentang musibah besar yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia. Menurut dia, bencana ini bisa menjadi kesempatan kita untuk mendapatkan keutamaan, asalkan memenuhi beberapa hal, di antaranya:
Keikhlasan. Setiap amal harus dilandasi dengan niat ikhlas untuk Allah. Amalan yang dikerjakan dengan niat selain Allah, seperti untuk mencari pujian atau pengakuan, tidak akan mendapat pahala yang sempurna.
Hendaknya relawan memiliki akhlak yang mulia saat berta’awun membantu saudara lepas dari musibah. Bantuan yang diberikan dengan penuh hormat dan sopan santun akan lebih bermakna bagi penerima.
Menjaga amanah. Relawan harus berhati-hati dalam menyalurkan bantuan agar sampai kepada yang berhak, karena amanah ini akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.
Profesional. Penting untuk selalu profesional dalam menjalankan tugas, menjaga disiplin, dan mengikuti aturan yang ada.
Kesabaran. Menjalani tugas kemanusiaan sering kali menghadapkan relawan pada berbagai tantangan, sehingga kesabaran menjadi kunci keberhasilan.
Dakwah melalui Kebaikan. Relawan bisa memanfaatkan momen tersebut untuk membantu dalam berdakwah, mengajak korban musibah agar lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Tawakkal. Setelah segala usaha dilakukan, bertawakkal kepada Allah dan yakin bahwa setiap amal baik akan mendapatkan balasan dari-Nya.
Ustadz Abdullah Roy juga memberikan peringatan penting agar para relawan berhati-hati terhadap sikap buruk seperti suudzon (berburuk sangka) terhadap sesama relawan, sikap ujub (bangga diri), dan hasad (iri hati). Sikap-sikap ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan pahala yang seharusnya diperoleh. Selain itu, kesibukan dalam kegiatan sosial jangan sampai membuat relawan lalai dalam melaksanakan ibadah wajib seperti shalat.
Tantangan di Lapangan: Kesabaran dan Komunikasi
Salah satu isu yang diangkat dalam sesi tanya jawab adalah tentang perbedaan pendapat antara tim relawan di lapangan dan tim di kantor yang menugaskan, yang terkadang kerap tidak memahami situasi di lokasi bencana. Fulanah dari Jakarta bertanya bagaimana cara mempertahankan kesabaran ketika ada Standar Operasional Prodesur (SOP) yang harus ditaati, namun dirasa mempersulit pekerjaan.
Menanggapi hal tersebut, Ustadz Abdullah Roy menjelaskan bahwa perbedaan pandangan tersebut adalah ujian dari Allah yang harus dihadapi dengan kesabaran. SOP yang diterapkan oleh lembaga dibuat untuk menjaga amanah dari umat dan memastikan bantuan dikelola dengan baik. Meskipun terkadang SOP terasa memberatkan, tetapi relawan harus mematuhi aturan demi kebaikan bersama.
Ustadz menegaskan, bahwa terkadang kesulitan yang dihadapi dari saudara kita adalah bagian dari takdir Allah, yang menguji sejauh mana kita mampu menahan diri. “Jika kita dihadapkan pada perilaku tidak baik, ingatlah bahwa mungkin itu bagian dari dosa kita yang perlu kita istighfar. Jangan fokus pada membalas keburukan, tetapi sibukkan diri dengan memperbaiki niat dan amal kita,” jelasnya.
Di akhir kajian, Ustadz Abdullah Roy mengingatkan kembali agar setiap relawan terus menjaga niatnya untuk Allah semata. Segala bentuk kebaikan yang dilakukan, baik bantuan fisik maupun dukungan moral, akan tercatat sebagai amal kebaikan yang besar di sisi Allah.
“Jangan pernah berharap balasan dari manusia, karena balasan terbaik adalah dari Allah,” tegas Ustadz AbdullahRoy meyakinkan.(sbn)