Leny Hasanah- Daksos

Seorang anak tampak tersenyum, saat akan dikhitan oleh tim medis dalam Program Khitanan Massal 3.500 Anak di kota Ambon dan Maluku/ Foto-foto; Dok HSI BERBAGI.
Maluku, hsi.berbagi.id– Seorang bocah berpeci hitam tersenyum simpul di atas meja pembaringan. Sorot matanya menatap dengan penuh makna. Terlihat cukup tenang dan tak ada keraguan dengan situasi yang dihadapi, meski dirinya akan dikhitan hari itu.
Dia adalah satu dari 3.500 anak yang menjadi target penerima manfaat dalam Program Khitanan Massal di kawasan timur Indonesia. Program ini diselenggarakan oleh Yayasan Islam Al-Furqon Magelang, didukung HSI BERBAGI, beberapa lembaga mitra lainnya dan tim medis profesional dari Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul, Yogyakarta, yang berlangsung selama 10-17 Dzulhijjah 1446 H atau 6-13 Juni 2025.
Khitan dengan peserta yang cukup besar tersebut, menyebar ke berbagai penjuru Maluku dan Maluku Utara: dari Ambon, Pulau Buru, Pulau Seram, Ternate, Tidore, Sofifi, hingga pelosok-pelosok seperti Weda, Patani, Morotai Tobelo, Subaim, dan Maba.
Syiar di Tengah Minoritas, Bahagia di Hari Raya

Program manfaat yang digagas secara bersama ini, tentunya bukan sekadar khitanan. Giat yang dilakukan itu adalah bentuk syiar Iduladha dengan aksi nyata kepada umat—terutama saudara-saudara kita yang tinggal di daerah minim akses dakwah dan kesehatan dalam kehidupan yang dijalani.
Menariknya, peserta khitan tidak hanya dari kalangan muslim. Beberapa anak berasal dari keluarga nonmuslim dan penganut kepercayaan lokal (animisme). Mereka datang dengan rasa senang atas kesadaran sendiri, tanpa paksaan. Mereka hanya ingin dikhitan, karena tahu bahwa kebaikan itu mereka peroleh secara medis dan sosial.
”Kegiatan ini adalah pintu dakwah yang alami. Kita bisa mengenalkan syariat agama lewat khitan dan membawa manfaat bagi siapa pun, baik muslim ataupun non muslim karena di Ambon masih ada yang beragama Nasrani dan animisme,” ujar Qodri Abu Hamzah Tim HSI BERBAGI yang terjun langsung ke lokasi kepada hsi.berbagi.id, Selasa (10/6/2025).
Ikhlas yang Tak Tertinggal
HSI BERBAGI memberikan dukungan konkret berupa bantuan dana sebesar Rp50 juta, yang digunakan untuk membiayai 500 anak peserta khitanan di Ambon.
Qadri Abu Hamzah ditugaskan untuk memonitor langsung kegiatan di lapangan, berkoordinasi dengan panitia lokal sesuai arahan Ustadz Wujud hafizhahullah, serta mendokumentasikan kegiatan sebagai bentuk pelaporan dan inspirasi.
Namun, HSI BERBAGI tidak menyertakan logistik medis, tenaga kesehatan, ataupun hadiah. Semua aspek teknis dan pelaksanaan sepenuhnya ditangani oleh Yayasan Islam Al-Furqon Magelang.
Perjalanan Melelahkan, Manis Hasilnya

Tim yang bekerja menebarkan rasa bahagia dan berdampak manfaat bagi warga di sana, terutama anak-anak dengan senyum mengembang turut merasakan rasa sayang itu hadir di tengah mereka.
Perjalanan tim menuju titik-titik pelaksanaan bukanlah hal ringan. Medan yang berganti-ganti—udara, laut, hingga jalur darat yang memakan waktu dan energi—harus dilalui tanpa dukungan dana transportasi khusus. Namun, semua rasa lelah itu terbayar saat menyaksikan anak-anak yang telah dikhitan.
“Lelah itu pasti. Tapi, terasa manis saat melihat harapan dari anak-anak dan para orang tua. Itulah semangat dakwah yang ingin terus kami bawa,” ungkap Qodri dengan nada syukur.
Ustadz Abu Imam Rumbara, penanggung jawab panitia khitanan massal di Ambon, juga menyampaikan bahwa antuasisme masyarakat cukup tinggi. Menurutnya, kegiatan ini menjadi salah satu penopang dakwah utama di wilayah Timur.
”Alhamdulillah, respons masyarakat sangat baik. Bagi kami, kegiatan ini adalah penopang dakwah. Dan melalui kegiatan ini, masyarakat mulai mengenal pesantren dan memahami dakwah sunnah. Dakwah itu tidak cukup hanya sekadar omongan, tetapi harus ada perhatian, kasih sayang, ta’awun, dan cinta,” ujar Ustadz Abu Iman penuh bahagia karena giat khitan massal berlangsung lancar.
Dirinya menambahkan bahwa kegiatan seperti ini membuka pintu-pintu baru bagi perkembangan dakwah sunnah di Maluku, yang selama ini dikenal sebagai wilayah yang cukup tertutup dan minim akses pembinaan Islam.
“Mohon doa dan dukungannya agar Maluku terlepas dari isolasi. Alhamdulillah, dakwah sunnah kini mulai diterima, dan khitanan massal seperti ini menjadi salah satu jalannya,” ungkapnya meyakinkan.
Segala puji bagi Allah, kegiatan khitanan massal ini bukanlah akhir. Bagi HSI BERBAGI, giat maslahat ini adalah awal dari misi dakwah yang lebih luas—dakwah yang hadir dalam bentuk pelayanan, kebaikan, dan keteladanan. Doakan HSI BERBAGI supaya dapat memberikan manfaat yang lebih luas untuk umat.(sbn)