Huntap Krisis Air, HSI BERBAGI Siapkan Giat Pipanisasi di Kaki Gunung Semeru

By: hardi

Leny Hasanah- Tanggap Bencana

Ketua Program Tanggap Bencana HSI BERBAGI Dovit Agususilo meninjau langsung Kali Pitik, Kali Tunggeng dan Kali Pring yang menjadi sumber air utama Huntap Sumber Mujur, dimana kondisinya mengalami penurunan debit air saat kemarau.

Jawa Timur, hsi.berbagi.id– Sebanyak 1.951 kepala keluarga yang tinggal di Hunian Tetap (Huntap) Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tengah menghadapi krisis air bersih yang semakin parah. Satu-satunya sumber air yang masih tersedia, yakni sumber air Kali Pitik, telah mengering sejak November 2024.

Ribuan warga ini merupakan para penyintas erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada akhir tahun 2021. Mereka berasal dari wilayah Curah Kobokan, Kajar Kuning, Kampung Renteng, dan Kamar Kajang.

Selama ini, warga Huntap mengandalkan pasokan air dari Kali Pitik dan Kali Tunggeng yang tak jauh dari lokasi pemukiman mereka. Namun, bencana banjir bandang pada awal tahun 2023 merusak pipa-pipa saluran air di Kali Tunggeng, termasuk jembatan pipa Kali Pitik yang melintas di atas Kali Tunggeng.

Meski jembatan pipa berhasil diperbaiki secara bergotong-royong, pipa saluran air di Kali Tunggeng tidak diperbaiki, sehingga warga hanya bisa mengandalkan air dari Kali Pitik. Masalah kembali dirasakan, karena pada akhir November 2024 mata air Kali Pitik mengering, membuat warga Huntap kehilangan pasokan air sepenuhnya.

“Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa membeli air menggunakan tangki atau berjalan sejauh 700 meter ke sumber air terdekat. Bahkan, ada yang nekat kembali ke rumah mereka di zona merah dengan segala risiko yang ada,” kata Ketua Tim Tanggap Bencana HSI BERBAGI, Dovit Agususilo kepada hsi.berbagi.id di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (30/1/2025).

Menyikapi kondisi yang makin darurat, HSI BERBAGI berencana melaksanakan giat pipanisasi  menyalurkan air bersih untuk membantu meringankan beban warga di Huntap. Dalam aksi sosial ini HSI BERBAGI yang tergabung dalam Tim Tanggap Bencana, bersama tim relawan Satda Indonesia, Tempursari Mengaji, Tunas Ilmu Pasirian, dan warga setempat bahkan sudah turun ke lokasi untuk melakukan asesmen awal pada 27-28 Januari 2025. Mereka mengevaluasi kondisi Kali Pitik, Kali Tunggeng, dan Kali Pring guna mencari solusi terbaik.

Hasil asesmen menyimpulkan bahwa perlu dilakukan giat pipanisasi dalam dua tahap. Tahap pertama akan menarik air dari Kali Tunggeng sejauh 1 kilometer dengan pipa berdiameter 6 inci dan mengalirkannya ke pipa utama dari Kali Pitik untuk menambah debit air.

Sementara, untuk tahap kedua akan membawa air dari Kali Pring sejauh 7 kilometer menggunakan pipa 2 inci, yang akan dialirkan ke tandon utama Huntap yang berada di Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro. 

“Kami berharap dengan upaya ini, kebutuhan debit air 12 inci ke tandon utama Huntap bisa terpenuhi sehingga krisis air dapat teratasi, biidznillah,” ujar Dovit dengan penuh harapan.

Yayasan Respon Positif

Asesmen yang dilakukan juga mengukur debit air dan kelayakan air Kali Tungggeng, yang nantinya akan menjadi sumber air untuk dapat dialirkan ke rumah-rumah warga penyintas Huntap.

Tim Tanggap Bencana HSI BERBAGI saat ini sedang mengajukan proposal pendanaan sebesar Rp60 juta untuk tahap pertama dan Rp250 juta untuk tahap dua ke Yayasan HSI BERBAGI. Harapannya, agar giat kemaslahatan umat ini dapat segera direalisasikan. Ketua Yayasan juga telah memberikan respons positif untuk mendanai penuh tahap pertama, agar proyek ini bisa rampung sebelum bulan Ramadhan tiba. Dengan demikian, warga dapat menjalani ibadah dengan lebih tenang tanpa dihantui krisis air.

Adapun timeline giat pipanisasi sudah disusun secara rinci. Setelah pengajuan proposal pada 31 Januari- 2 Februari 2025, tim akan mulai belanja material pada 3 Februari 2025, dan memulai pengerjaan bendungan serta tandon endapan di Kali Tunggeng pada 4-9 Februari 2025. Pipa dijadwalkan tiba pada 15 Februari 2025, diikuti persiapan jalur dan pembagian tugas relawan. Puncak kegiatan, yakni gelar pipanisasi, akan dilaksanakan insyaallah pada 23 Februari 2025, diikuti monitoring pada 24 Februari 2025.

“Semoga isi proposal kami disetujui semuanya. Dan insyaallah dibutuhkan sekitar 100 relawan untuk menyukseskan giat ini, yang kemungkinan berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mohon doanya, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan semuanya,” ungkap Dovit memberikan keyakinan.

Tim Tanggap Bencana HSI BERBAGI dan para relawan tampak berjibaku di tengah hujan deras menyusuri hutan untuk melihat sumber air yang ada di lereng gunung Semeru.

Krisis air di Huntap Sumber Mujur bukan sekadar masalah kekeringan, tetapi juga ujian bagi ribuan keluarga yang berjuang memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tanpa akses air bersih, mereka harus bertahan dengan segala keterbatasan. Namun, harapan masih ada. Dengan kepedulian dan gotong royong, kita bisa membantu mereka mendapatkan kembali hak dasar yang seharusnya dimiliki setiap manusia: air bersih.

Saat ini, Tim Tanggap Bencana HSI BERBAGI dan tim relawan tengah berusaha merealisasikan proyek pipanisasi untuk mengalirkan air ke Huntap. Namun, upaya ini tidak bisa berjalan tanpa dukungan dari Anda, sang pejuang di jalan Allah. Mari bersama-sama menjadi bagian dari solusi. Donasi Anda, sekecil apa pun, akan sangat berarti untuk mengembalikan kehidupan yang lebih layak bagi mereka. untuk informasi lebih lanjut, silahkan klik tautan https://csberbagi.hsi.id. (sbn)