Leny Hasanah- Wakaf Kitab
Ustadz Ali Mahdi S. Ag, M. HI dalam sebuah kesempataan memberikan tausiyah kepada jama’ahnya. Foto-foto; Istimewa/ Dok Ust Ali Mahdi
Pekalongan, berbagi.hsi.id– Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Siapa yang mengambil ilmu itu, berarti ia mengambil bagian yang sempurna (dari warisan mereka).” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Kecintaan Ustadz Ali Mahdi terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu mendalam. Segala hal yang berkaitan dengan perjuangan Nabi dalam berdakwah, menjadi motivasi terbesarnya untuk menebarkan cahaya sunnah di Pekalongan, Batang, dan Pemalang, Jawa Tengah.
Baginya, mengikuti jejak Rasulullah dan terus bersemangat menyebarkan dakwah adalah perjuangan dalam menegakkan agama Allah. Berharap, dapat berkontribusi membawa umat kepada kebenaran ajaran Islam.
Oleh karena itu, sebagai seorang penuntut ilmu dan pendakwah, dirinya membutuhkan referensi yang benar untuk memperdalam pemahaman agamanya. Melihat ada peluang dalam mendapatkan kitab ulama dalam program wakaf kitab secara gratis, Ustadz Ali pun mengajukan permohonan kitab Al Jami’li Al Muallafat wa Ar Rasail karya Syaikh Abdur Razzaq Al Badr kepada HSI BERBAGI.
Kitab yang terdiri dari 22 jilid ini mencakup berbagai aspek penting dalam Islam, seperti aqidah, ibadah, akhlak, khutbah, dan lainnya. Pengajuan tersebut dilakukan sekitar akhir Juli 2024, dan tak butuh waktu lama, kitab tersebut tiba di rumahnya pada 7 Oktober 2024.
“Motivasi terbesar saya memiliki kitab-kitab ulama adalah agar bisa menjadi rujukan dalam mengajar di kelas dan berdakwah di masjid. Alhamdulillah, prosesnya cepat, kitabnya sampai dengan baik,” tutur Ustadz Ali kepada redaksi berbagi.hsi.id.
Meski belum menjadi bagian dari keluarga besar HSI AbdullahRoy, Ustadz Ali mendapat informasi tentang Program Wakaf Kitab HSI BERBAGI dari seorang temannya di Batang, yang juga merupakan santri HSI. Informasi ini langsung menarik perhatiannya, mengingat kitab-kitab para ulama adalah sumber ilmu yang sangat berharga dalam berdakwah.
Kini, dengan kitab 22 jilid yang semuanya berbahasa Arab di tangannya, Ustadz Ali mulai mempelajarinya secara perlahan. Setiap halaman kitab ditelusuri dengan penuh kesabaran. Untuk membantu pemahamannya, ia kerap menggarisbawahi poin-poin penting.
Selama berdakwah, Ustadz Ali sudah melaluinya dengan berbagai pengalaman, baik suka maupun duka. Salah satu hal yang paling membahagiakan baginya adalah ketika melihat perubahan positif pada orang-orang yang mulai belajar agama lewat bimbingannya.
“Ada yang awalnya tidak bisa shalat, tidak bisa membaca Al-Qur’an, tapi alhamdulillah, dengan izin Allah, mereka sedikit demi sedikit bisa shalat, membaca Al-Qur’an, bahkan menghafal surat-surat pendek,” ujar Ustadz Ali senang dan penuh rasa syukur.
“Kalau dukanya ya, beberapa kali jadwal kajian dibatalkan, karena ada yang tidak sependapat dengan dakwah salafiyyah,” tambahnya menjelaskan rintangan yang dihadapi.
Tidak Selalu Mudah
Mengajarkan kepada remaja (generasi muda) Islam, tentang pentingnya menuntut ilmu agama dan mempelajari Al-Qur’an.
Perjalanan dakwah yang dijalankan memang tidak selalu mudah. Tantangan kerap terjadi dan datang dari beberapa pihak yang kurang sependapat dengan dakwah salafiyyah yang dibawanya. Meski, dakwah yang haq, Allah ridha atasnya, karena bersumber kepada Al-Qur’an dan sunnah.
“Kadang, ada jadwal kajian yang dibatalkan karena ada yang tidak sependapat,” ungkap Ustadz Ali yang bertekad tak akan menyurutkan semangatnya, untuk terus berjuang di jalan Allah dalam berdakwah.
Bagi Ustadz Ali, teladan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdakwah selalu menjadi sumber motivasi. Setiap hari, ia berusaha meniru semangat dakwah Nabi, tak kenal lelah dalam menyebarkan ilmu. Ia juga selalu berusaha bersyukur atas nikmat ilmu yang Allah berikan dengan cara menyebarkannya kepada umat.
“Selagi masih ada kesempatan untuk berdakwah, saya berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin. Semoga saya mendapat bagian pahala,” jelasnya berharap, sembari meminta pertolongan dari Allah Azza wa Jalla.
Di tengah kesibukan berdakwah, Ustadz Ali tetap memprioritaskan keluarganya. Ia selalu berusaha menjaga keseimbangan antara aktivitas dakwah dan waktu bersama keluarga.
“Saya selalu berusaha meluangkan waktu untuk bercengkrama dengan keluarga, seperti saat makan, sebelum tidur, atau di sore hari. Itu momen-momen berharga yang tak ingin saya lewatkan,” ucapnya.
Alhamdulillah, kitab yang saat ini berada di tangannya bukanlah kitab biasa. Ustadz Ali mengakui bahwa kitab ini sudah lama diidam-idamkannya. Kini, ia bisa memanfaatkannya untuk terus memperdalam ilmu. Juga mendukung dakwahnya, sembari berharap mendulang pahala dalam jalan dakwah yang ditempuh.
Mengakhiri percakapannya dengan redaksi berbagi.hsi.id, Ustadz Ali menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada tim HSI BERBAGI. “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas dengan pahala yang berlimpah dan menjadikan tim HSI BERBAGI sebagai orang-orang yang bahagia di dunia dan akhirat,” tuturnya penuh harap.
Saudaraku, jalan dakwah itu terbuka lebar. Kesempatan emas untuk meraih pahala jariyah pun terbentang luas. Ayo, jadilah pejuang di jalan Allah dengan mendukung Program Wakaf Kitab HSI BERBAGI!(sbn)