Subhan Hardi- Tanggap Bencana
Sukabumi, berbagi.hsi.id– Fenomena pergerakan tanah di sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi, belum lama ini menimbulkan banyak kerusakan sebagian besar rumah warga, serta infrastruktur. Tentu saja, hal ini menjadi peringatan dan memicu kekhawatiran masyarakat terkait ancaman dan keselamatan mereka. Menurut laporan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Kabupaten Sukabumi dikenal memiliki bentang alam pegunungan, yang rentan terhadap gerakan tanah. Setidaknya, lebih dari 5 desa melaporkan kejadian tanah bergerak dalam sebulan terakhir.
Salah satu wilayah cukup parah yang mengalami pergerakan tanah adalah Kampung Gempol RT 001/ 007 dan RT 002/ 007, Dusun Batu Nunggal, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Tim Tanggap Bencana HSI BERBAGI, Sopian Awaludin saat giat bencana tanggal 9-10 Desember 2024, menyebutkan; sedikitnya 22 rumah rusak berat, 12 rusak sedang, 50 rumah rusak ringan, dan 10 rumah dengan kondisi terancam. Selain rumah warga yang rusak, 1 unit sekolah MTS dan bangunan masjid juga ikut mengalami kerusakan.
Tim Tanggap Bencana HSI BERBAGI, juga mencatat sebanyak 95 KK dengan jumlah 390 jiwa terdiri dari anak-anak, disabilitas, remaja, dewasa, ibu hamil dan menyusui, serta lansia, sudah meninggalkan dusun mereka mencari tempat yang lebih aman.
Kini, Kampung Gempol, diselimuti keheningan. Rumah-rumah warga tampak retak dengan dinding yang berdiri miring dan lantai yang sebagian ambles. Tak ada lagi canda tawa anak-anak, sapaan hangat tetangga, serta keriuhan suara. Saat ini, hanya menyisakan kesunyian serta retakan tanah yang membekukan aktivitas mereka. Hujan yang mengguyur deras hingga dinihari pada 3-4 Desember 2024 lalu, menjadi awal mula datangnya bencana. Tanah di perkampungan padat penduduk itu bergeser perlahan, menimbulkan retakan-retakan yang menandai kehancuran.
Ahli geologi dari Universitas Padjadjaran, Dr. Rendra Kartiko, menjelaskan fenomena ini bukanlah hal baru di wilayah Sukabumi. Namun, intensitasnya semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, seperti dilansir dari STTH Medan, kondisi geologis Sukabumi yang didominasi oleh batuan lapuk, ditambah curah hujan tinggi, menjadi kombinasi yang memicu pergerakan tanah dan terjadinya longsor.
Khawatir akan keselamatan diri dan keluarga, saat ini ratusan warga kampung yang digerakkan rasa takut dan bahaya yang menimpa lebih besar, memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman. Di sebuah ruko milik warga, posko pengungsian sementara ini berjarak sekitar satu kilometer dari kampung. Di lokasi ini, sebagian besar warga berkumpul sembari berharap datangnya bantuan. Selain itu, ada juga warga memilih menetap sementara di rumah kerabat terdekat.
Dalam giat tanggap bencana yang dilakukan, tim relawan HSI BERBAGI bergerak cepat membantu penyintas. Di dua lokasi berbeda yang terdampak pergerakan tanah, bantuan berupa logistik terdiri dari 62 paket sembako diberikan kepada korban bencana di Kampung CiPeteuteuy, Desa Cikakak. Sementara, support Dapur Umum dilakukan di Kampung Gempol, Dusun Batu Nunggal, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Ayo, bersama HSI BERBAGI, kobarkan semangat menolong kepada sesama!
Foto-foto; Dok HSI BERBAGI