Leny Hasanah- Tanggap Bencana

Relawan HSI BERBAGI memperbaiki dan memastikan instalasi listrik berfungsi dengan baik di Kampung Buka Tanah, Kertasari, Kabupaten Bandung, dalam giat perbaikan sumur pompa sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan warga di sana. Foto-foto; Dok HSI BERBAGI.
Jawa Barat, hsi.berbagi.id- Tiga bulan lamanya, ratusan warga di Kampung Buka Tanah, Desa Cikembang, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat hidup dalam keterbatasan untuk mendapatkan akses sumber air. Bukan karena kemarau, tetapi karena sumur wakaf yang dulu menjadi sumber kehidupan mereka tiba-tiba berhenti mengalir.
Pompa yang rusak, listrik yang tidak stabil, dan jarak menuju sumber air di bawah perbukitan membuat setiap ember air yang dibutuhkan menjadi perjuangan. Di tengah kondisi itu, warga hanya bisa berharap agar air yang dibutuhkan untuk kehidupan mereka kembali hadir.
Namun, pada pertengahan Oktober ini, suasana kampung berubah. Alhamdulillah, di tengah doa dan harapan warga, deru mesin baru terdengar — menandakan bahwa air untuk kebutuhan hidup sehari-hari akhirnya mengalir lagi.
“Alhamdulillah, airnya sudah mengalir lagi untuk warga Kampung Buka Tanah RW 10. Terima kasih HSI BERBAGI atas bantuannya. Terima kasih,” tutur Ade, salah satu warga dengan mata berbinar.
Kisah ini berawal dari wakaf sumur yang diinisiasi pasca gempa bumi pada September 2024, hasil sinergi berbagai lembaga, termasuk HSI BERBAGI. Sumur itu dulunya menjadi penopang bagi dua masjid dan lebih dari 100 kepala keluarga di Kampung Buka Tanah.
Tapi, keadannya menjadi berbeda. Tiga bulan terakhir pompa sumur mengalami kerusakan berat, bahkan sempat diganti warga, namun hanya bertahan dua hari.
“Awalnya kami kira ada batu yang nyangkut di dalam, tapi setelah dicek oleh pihak PLN, ternyata masalahnya di listrik yang naik turun sampai 170 volt,” jelas Sopian Awaludin, relawan Tanggap Bencana HSI BERBAGI yang turun langsung memimpin perbaikan bersama Adi Setyawan dari Solo.

Kini, warga dapat merasakan manfaatnya, air mengalir deras setelah dilakukan perbaikan panel listrik dan sumur pompa.
Tanpa menunggu lama, tim relawan bergerak cepat — memperbaiki jalur listrik, memasang panel dan stabilizer, serta mengganti mesin sible yang baru. Dalam lima hari kerja, mulai 18 hingga 23 Oktober 2025, air bersih kembali mengalir. Para relawan pun memastikan pembagian air merata ke rumah-rumah dan dua masjid penerima manfaat.
Selama masa kerusakan, warga terpaksa mengambil air dari kali kecil di bawah kampung, atau bergantian menampung air dari mata air berdebit kecil menggunakan pipa plastik seadanya. Kini, mereka tak perlu lagi berjalan jauh setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar.
”Alhamdulillah, mengalirnya air ini semoga membawa manfaat bagi seluruh masyarakat RW 10. Saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan HSI BERBAGI yang telah membantu hingga air kembali mengalir. Jazaakumullahu khairan,” kata Miftah, warga yang ikut mewakafkan tanahnya untuk lokasi pengeboran, dengan wajah penuh syukur.
Bagi masyarakat Buka Tanah, air bukan sekadar kebutuhan — tapi simbol kehidupan dan keberkahan. Dan kini, berkat kolaborasi, doa, serta niat tulus untuk berbagi, air kehidupan itu benar-benar kembali hadir.(sbn)
Komentar (0)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!
Tinggalkan Komentar